Sejenak menjauhi Allah
Aku memaksakan senyumku kala teman mengajak untuk mengobrol panjang. Aku seolah sangat berminat untuk menjalani hari yang sebenarnya terasa hampa. Bukan perempuan itu yang membosankan, tapi perasaan inilah yang tidak karuan. Sudah sangat lama aku meninggalkan beberapa disiplin rohani yang seharusnya menjadi asupan kehidupan iman orang Kristen. Bible reading adalah satu-satunya amunisi dalam sepanjang hari. Sebenarnya aku juga masih komitmen memberikan perpuluhan sebagai tanda terima kasih kepada Tuhan. Namun rasanya sama saja, seperti ada potongan puzzle yang menghilang dari jiwa. Walau terus mencari, aku tak tahu sama sekali bagian mana yang telah pergi. Ini kali ketiga aku ibadah raya di Cikarang. Semua berawal dari rekan kerja yang memberitahukan ada jadwal ibadah on site di GBI. Menyadari ada yang tidak beres dengan HPDT (hubungan pribadi dengan Tuhan), aku mulai menerka bahwa ibadah online adalah akar masalahnya. Namun sejauh apapun aku mencoba, selarut apapun aku dalam tan...