Cara mudah berkata "TIDAK" tanpa merasa bersalah
Katakan tidak tanpa
merasa bersalah
(How
to say no without feeling guilty)
Oleh: Senna Simbolon
YA dan TIDAK merupakan pilihan yang masih sangat sulit
diputuskan oleh beberapa orang. Saat kesulitan memutuskan, perasaan yang kita
alami ialah keragu raguan dalam hati. Penyebab keraguan bisa bermacam-macam,
ada yang disebabkan rasa segan menolak, belum mengetahui kepastian dari
informasi bahkan hingga pada kesulitan menilai hati sendiri apakah penawaran
yang diberikan memang dibutuhkan atau tidak sama sekali. Selain hal tersebut ada
tipe orang yang senang berkata “YA” pada semua hal, bukan berarti orang yang
suka berkata ya tersebut akan mengerjakan apa yang sudah ia terima. Malahan pada
beberapa kasus saya menemui tipe orang yang seperti ini, orang tersebut akan berkata
ya pada semua hal yang bahkan ia tidak pahami sama sekali. Tujuannya hanya
satu, yaitu tidak ingin direpotkan dengan bujukan-bujukan si pemberi tawaran. Ini
akan menyebabkan kerugian pada si penawar. Penawar akan terus berharap dan
akhirnya kecewa karena harapannya tidak bisa tercapai secara terang terangan.
Menjadi orang yang terlalu suka berkata tidak pun,
menjadi suatu permasalahan. Kadang kala hal tersebut akan membuat orang lain
jera untuk berkomunikasi dengan kita. Kita akan terlihat menyeramkan dimata
orang sekitar bahkan bisa dijuged sebagai pribadi yang tidak menyenangkan dan
tidak perlu memiliki teman. Tentu saja yang merugi adalah diri kita sendiri. Bagaimana
jika dikemudian hari mereka memiliki tawaran yang mungkin sangat menguntungkan
kita bahkan memapukan kita menuju satu langkah untuk mencapai impian kita?
Mungkin akan sangat mudah bagi kita berkata tidak pada
orang-orang yang tidak terlalu dekat dengan atau orang yang mungkin tidak akan
memberi keuntungan bagi kita. Namun beda halnya jika orang tersebut ialah
keluarga, sahabat, pacar, atau bos kita. Semua akan terasa sulit dan akan
membuat kita semakin uring-uringan tidak jelas. Yang akan tersiksa tentu saja
batin kita. YA dan TIDAK kita juga tidak bisa memiliki keduanya sekaligus. Kuncinya
ialah tegas, jangan mau digoncangkan oleh berbagai bumbu-bumbu rayuan yang akan
membuat kita terpaksa berkata ya. Bukan hanya bumbu-bumbu rayuan, ancaman juga
merupakan suatu hal berbahaya yang akan mengharuskan kita berkata ya. Jika kita
membuat keputusan tentunya akan ada konsekuensi tertentu. Tapi untuk mencapai
suatu kebahagiaan sejati tentulah kita harus menjadi orang yang pemberani
mengutarakan isi hati kita. Berikut beberapa saran yang dapat kita lakukan
untuk berkata TIDAK tanpa merasa bersalah:
1.
Membuat alasan mengenai waktu
Alasan
waktu dapat meringankan beban ketika kita bingung untuk memutuskan sesuatu. Dengan
alasan waktu kita bisa sejenak menenangkan diri untuk dapat memutuskannya. Kita
bisa berkata “Sepertinya saya ada kegiatan pada hari itu, saya akan mengecek
ulang jadwal saya dan akan kembali mengabari kamu”. Alasan waaktu kiranya dapat
menjadi jalan keluar yang cocok untuk segala situasi.
2.
Membuat prinsip
Dalam
berbagai situasi, mengutarakan prinsip akan memberatkan dan menambah keseriusan
kita untuk berkata “tidak”. Mengatakan “tidak” dengan tenang dan tanpa dihantui
rasa bersalah membutuhkan pemikiran mendalam tentang apa yang sebenarnya kita
inginkan. Mungkin kita juga akan mendapat beberapa komentar sinis mengenai
prinsip yang kita utarakan. Namun lambat laun orang-orang akan memahami dan menerima
prinsip kita dengan senang hati. Yang terpenting ialah jangan sampai kendor dan
tetap berpegang teguh pada prinsip tersebut. Kalau tidak itu akan membahayakan
hidup kita kedepannya. Contoh pada kasus seseorang yang meminta untuk
mengerjakan tugasnya atau meminta contekan pada kita, bisa kita tolak dengan
berkata “Maaf saya memiliki prinsip berintegritas dalam belajar, saya tidak
akan memberi contekan maupun meminta contekan, kalau kamu mau saya bisa
mengajari kamu, bagaimana?”.
3.
Pencegahan
Intinya
sangat sederhana jangan sampai kita berada di tempat dan waktu yang salah. Coba
pikirkan dan sadarilah bahwa kita punya cukup kekuatan untuk menghindari
situasi-situasi yang tidak menyenangkan yang mendorong kita untuk berkata “tidak”.
Contohnya ketika ada seseorang yang tertarik dengan kita mengajak berkencan,
tetapi kita tertarik sama sekali. Kita bisa bertemu dengannya ditempat
keramaian atau bisa juga dengan mengatakan “Aku mau pergi denganmu asalkan aku
boleh mengajak sahabat-sahabat dekatku karena kami selalu bersama hampir
sepanjang waktu.” Pada kasus lain ketika kita ditawarkan untuk ikut berlibur
kesuatu tempat, namun kita tidak ingin dijadikan supir, sebaiknya langsung
menghindar dan bersiap melewatkan liburan yang malahan akan membuat kita
kewalahan selama diperjalanan. Namun jika kita senang melakukannya tidak
masalah untuk menerimanya bukan?
4.
Sudah punya rencana
Membuat
perencanaan bagi banyak orang sangat sulit. Sedikit saya jelaskan bahwa rencana
merupakan bagian hidup dari setiap manusia. Sebaiknya mulailah untuk memperluas
defenisi dari sebuah rencana. Ketika kita lapar dan akan berpikir akan membeli
nasi goreng juga merupakan sebuah rencana. Ketika ingin tidur seharian di hari
libur juga merupakan sebuah rencana. Semua hal dalam hidup manusia kecuali hal
tidak terduga merupakan rencana. Nah ketika kita bingung akan membuat alasan
rencana apa, sebenarnya kita telah memilikinya.
5.
Mencari alasan
Benar-benar
jujur perlu kita lakukan jika memang ingin meyakinkan seseorang dan
mengembalikan kepercayaannya. Tapi kita perlu melihat siapa orang yang sedang
kita hadapi, jika kita menghadapi seorang lelaki/perempuan yang mengajak kita
berkencan namun kita tidak memiliki ketertarikan sama sekali, kita perlu
sedikit membuat alasan yang akan langsung membuatnya menyerah mengajak kita
dilain waktu. Salah satu alasan yang cukup kuat ialah mengatakan bahwa kita
sedang terlibat asmara dengan orang lain dan memiliki prinsip tidak ingin
mengecewakan pasangan. Carilah alasan yang tepat dan sesuai dengan situas yang
sedang kita alami.
Langkah
mudah untuk berkata tidak pada orang-orang terdekat
1. Hidup
dalam lingkaran dalam
Rasa bersalah kerap sekali digunakan
oleh orang-orang yang kita sayangi agar dapat mengendalikan kita. Kita berkata “ya”
untuk mereka karena kita takut akan melukai hati dan perasaan mereka. kita akan
terus berusaha memuaskan hati orang yang kita sayangi hingga lupa bahwa kita
juga perlu bahagia. Jadi untuk mengatasi hal tersebut kita perlu membuat
batasan mengenai permintaan mereka kepada kita. Contohnya dengan berkata “kalian
dapat meminta bantuanku jika di hari rabu saja, karena di hari lain aku sangat
sibuk dan memerlukan banyak energi untuk tahap penyelesainnya” atau “Aku hanya
akan membantu jika aku bisa dan jangan memaksakan aku untuk bisa melakukannya”.
2. Katakan
tidak pada campur tangan keluarga
Untuk hal-hal tertentu kita sangat ingin
tidak dicampuri oleh keluarga. Misalnya dalam hal hobby, pekerjaan, memilih
pasangan hidup bahkan dalam hal karir yang akan kita perjuangkan. Namun keluarga
cenderung merasa memiliki pendapat terbaik atas pilihan kita, untuk
menghindarinya kita perlu kata-kata yang jangan sampai melukai hati keluarga,
karena bagaimanapun mereka adalah bagian dari hidup kita. Setelah mendengar
pendepat keluarga dengan baik, kita cukup memberikan alasan-alasan positif
mengapa kita perlu menjalani pilihan kita tersebut. Contohnya “Mah, Pah
sekarang aku sudah dewasa, aku mau belajar membuat keputusanku sendiri. Jika
bekerja ditempat yang aku senangi, aku yakin akan dapat bekerja dengan maksimal
dan tidak dibawah tekanan. Aku akan berusaha belajar agar dikemudian hari
ketika mamah dan papah tidak disampingku aku tidak menjadi putus asa”.
3. Cukup
berarti cukup
Jangan memperpanjang setiap permasalahan
yang akan menjadi kerumitan kedepannya. Namun jika keluarga yang melakukannya
kita bisa berkata dengan sangat tegas, “Ini sudah menjadi keputusanku, aku
tidak akan merubahnya. Jika nanti aku menyesal biarlah itu menjadi
penyesalanku. Aku hanya butuh doa dan dukungan dari keluarga. Aku mohon”.
Tips untuk mengatakan tidak pada
anak-anak
1. Tetap
konsisten, jangan hanya karena rayuannya kita diperdaya dan memperbolehkan
mereka untuk sesekali. Itu akan membuat mereka berpikir bahwa mereka memiliki
kesempatan dilain waktu.
2. Membuat
konsekuensi, jangan lunak terhadap kesalahan anak, kita perlu membuat
hukuman-hukuman kecil yang bisa membuat mereka jera.
3. Buat
kontak mata yang bisa dipahami anak, bahwa kita tidak setuju dengan permohonan
mereka. Itu akan menghemat perdebatan panjang antara orang tua dengan anak.
4. Berikan
penjelasan yang sederhana dan sesuai dengan usia anak.
5. Jangan
takut mengulang, anak-anak perlu mendapat pengulangan penjelasan agar mereka
semakin paham dan semakin yakin bahwa ada hal-hal tertentu yang tidak boleh
mereka lakukan.
6. Pahami
cara mengahapi anak. Faktanya setiap anak memiliki sifat yang berbeda dan cara
menghadapinya harus berbeda pula. Untuk itu perlu kita pahami dengan seksama
agar tidak salah bersikap dan malah menjadikannya sebagai bumerang untuk diri
sendiri.
7. Usahakan
jangan membuat mereka menjadi merasa ciut dan tidak mampu melakukan apapun. Yakinkan
mereka bahwa sekarang belum waktunya. Akan ada waktu yang tepat untuk mereka
melakukan hal-hal tertentu.
8. Orang
tua terdiri dari ayah dan ibu, jadi usahkanlah agar satu suara sehingga anak
tidak kebingungan dan malah menjadikan hal tersebut alat adu domba. Untuk itu
kedua orang tua perlu musyawarah sebelum memutuskan sesuatu untuk anak.
9. Mengahrapkan
kerjasama sama dengan anak akan membuat si anak merasa dipercaya dan mampu
melakukan segala sesuatunya dengan semangat. Dan setelah ia berhasil perlu juga
kta beri pujian dan mungkin hadiah kecil yang akan membantunya semakin patuh
namun tidak membatasi kreatifitasnya.
10. Menjadi
teladan. Anak cenderung mengikuti sifat orang tuanya. Untuk itu jadilah teladan
bagi anak-anak kita. Jika kita melarang mereka merokok, sebaiknya sebagai orang
tua kita juga jangan sampai menyentuh yang namnya rokok.
Untuk
lebih siap berkata “tidak”, kita perlu memiliki sikap mampu menerima keputusan
orang lain, belajar dari cara orang lain berkata “tidak”, berkatalah dengan
jujur dan jangan ragu-ragu mengutarakan isi hati dan yang paling penting ialah
membuat alasan mengapa kita harus berkata “tidak” agar orang yang mendapat
penolakan dari kita tidak memiliki kesimpulan yang salah mengenai alasan yang
kita berikan.
Referensi
Judul asli : How to say no without feeling guilty
Pengarang : Patti Breitman dan Connie Hatch
Penyadur : Sari Nurmawati
Cetakan I : 2004
Komentar
Posting Komentar