Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Kumpulan Puisi oleh Senna Simbolon

Gambar
  1. Hari penting nan genting Aku sudah tidak sabar menunggu waktu itu Tapi semakin dekat harinya, aku mulai ragu-ragu Pagi hari kuhitung berapa lama lagi Malam hari kuberharap tak usah datang saja   Seminggu bukan penantian yang lama Seminggu tidak terlalu cepat sebenarnya Semua normal sesuai rotasi bumi   Enam puluh detik dalam semenit Enam puluh menit dalam sejam Dua puluh empat jam dalam sehari Tujuh hari dalam seminggu   Penasaran membuat hati tak tahan Menanti kejutan-kejutan kecil dari orang tersayang Menunggu harapan dan doa terbaik yang mereka kirimkan pada Tuhan Melihat berbagai status di sosial media yang memajang wajah dan ucapan   Ketakutan membuat jiwa ingin menghindar Bagaimana bila nanti hanya ada sepi? Bagaimana bila tidak ada berkah dan kejutan? Bagaimana bila kesibukan menyita ingatan mereka? Bagimana pula bila bertambah dewasa tidak seindah yang kukira?   2. Serasi Tak Serasa “Lagi ma...

Juara Kedua-Senna Simbolon

Gambar
“Di, kamu belum kasih jawaban apa-apa loh sama aku!” “Soal apa?” tanya Hardi tanpa menoleh ke belakang, suaranya bercampur dengan angin malam. Hardi terlalu fokus menghindari lubang-lubang yang terbentuk akibat rusaknya aspal jalanan. Setang motor dibelokkan memasuki sebuah daerah yang semakin familiar bagiku. “Soal permintaanku di tempat makan tadi.” Buku-buku jari mulai mengeluarkan keringat dan diremas kasar karena rasa gugup yang tak tertahan. Tidak ada suara, semua hening seketika, tidak juga dengan aku yang ingin sekali segera mendapat kejelasan. Aku menghela napas panjang dan memilih memandangi punggung yang berbalutkan kemeja biru muda itu. Telunjuk mulai mengurat huruf-huruf yang terlintas di kepala. I-L-O-V-E-Y-O-U . Tiba-tiba lelaki itu menghentikan sepeda motornya tepat diujung gang. Mesin kendaraan tidak dimatikan, Hardi menoleh ke belakang. Hal tersebut membuatku sedikit terkejut. Sepertinya ia sudah siap menggubris permintaanku. Jantung mulai berdebar menanti...

Sejenak menjauhi Allah

Aku memaksakan senyumku kala teman mengajak untuk mengobrol panjang. Aku seolah sangat berminat untuk menjalani hari yang sebenarnya terasa hampa. Bukan perempuan itu yang membosankan, tapi perasaan inilah yang tidak karuan. Sudah sangat lama aku meninggalkan beberapa disiplin rohani yang seharusnya menjadi asupan kehidupan iman orang Kristen. Bible reading adalah satu-satunya amunisi dalam sepanjang hari. Sebenarnya aku juga masih komitmen memberikan perpuluhan sebagai tanda terima kasih kepada Tuhan. Namun rasanya sama saja, seperti ada potongan puzzle yang menghilang dari jiwa. Walau terus mencari, aku tak tahu sama sekali bagian mana yang telah pergi. Ini kali ketiga aku ibadah raya di Cikarang. Semua berawal dari rekan kerja yang memberitahukan ada jadwal ibadah on site di GBI. Menyadari ada yang tidak beres dengan HPDT (hubungan pribadi dengan Tuhan), aku mulai menerka bahwa ibadah online adalah akar masalahnya. Namun sejauh apapun aku mencoba, selarut apapun aku dalam tan...