Kumpulan Puisi oleh Senna Simbolon
1. Hari penting nan genting
Aku sudah tidak sabar menunggu waktu itu
Tapi semakin dekat harinya, aku mulai ragu-ragu
Pagi hari kuhitung berapa lama lagi
Malam hari kuberharap tak usah datang saja
Seminggu bukan penantian yang lama
Seminggu tidak terlalu cepat sebenarnya
Semua normal sesuai rotasi bumi
Enam puluh detik dalam semenit
Enam puluh menit dalam sejam
Dua puluh empat jam dalam sehari
Tujuh hari dalam seminggu
Penasaran membuat hati tak tahan
Menanti kejutan-kejutan kecil dari orang tersayang
Menunggu harapan dan doa terbaik yang mereka kirimkan
pada Tuhan
Melihat berbagai status di sosial media yang memajang
wajah dan ucapan
Ketakutan membuat jiwa ingin menghindar
Bagaimana bila nanti hanya ada sepi?
Bagaimana bila tidak ada berkah dan kejutan?
Bagaimana bila kesibukan menyita ingatan mereka?
Bagimana pula bila bertambah dewasa tidak seindah yang
kukira?
2. Serasi Tak Serasa
“Lagi makan siang aja Din,” jawab Andara
Aku tertegun tak percaya membaca pesan barusan
Tiba-tiba uluh hati terasa sakit tak tertahan
Menu sarapan tadi mulai berlomba-lomba keluar melalui rongga
pencernaan
Setahun lalu, aku meninggalkannya untuk masa depan
yang pasti
Kekasihku sedih dan patah hati setiap hari
Ia merindu sepanjang waktu, menangis dan menyebut
namaku di kegelapan
Kekasihku menyanyikan ribuan lagu pilu di malam Minggu
Walau jauh, tak pernah kuabaikan kekasihku
Sesak dada ini pun sama penyebabnya, nestapa karena
rindu
Walau tak bertemu, tak pernah kuterima cinta dari
orang baru
Tapi kini kekasihku telah berubah, ia tak lagi cinta
Ia tidak lagi mengirimkan kata selamat malam
Panggilan sayang menghilang dari semua pesan, Dina
katanya
Sebutan yang sama oleh semua temanku
Suara candu miliknya juga tidak lagi terdengar
Kekasihku sudah berubah, bersikap dingin dan enggan
Foto berdua masih terpajang di dinding kamar
Masih serasi, tapi tak lagi serasa
Orang-orang bilang kekasihku sedang tertawa sekarang
Ia sudah bahagia, menjalani hari baru tanpa cinta lama
Kekasihku sudah baik-baik saja, tidak lagi menantiku pulang
Kutanya ada apa, kekasihku bilang ia menemukan wanita
baru yang tidak akan membiarkannya kesepian
Aku sakit hati, tapi kekasihku sudah tidak peduli
Aku ingin marah, tapi hatinya bukan untukku lagi
Kekasihku telah berubah, ia tak lagi cinta
3. Boneka Mamah
Mamah selalu saja marah
Tidak peduli benar atau salah
Aku tetap kurang di matanya
Mamah bilang harusnya aku begini
Mamah bilang harusnya aku begitu
Aku adalah boneka Mamah
Selalu jadi apa yang Mamah minta walau tak suka
Kadang aku ingin kabur dari rumah
Tapi aku takut Mamah histeris dan menjadi gila
Aku mampu melepas rantai yang diikatkan Mamah dengan
mudah
Tapi aku malah dengan sukarela memasangkannya lebih
kencang di gala
Mamah selalu marah, ia mau aku begini dan begitu
seturut pintanya
Aku adalah boneka Mamah
Mengubur segala mimpi demi menjadi putri kebanggaan keluarga
4. Overthingking
Bila malam menyapa jiwa
Mulai timbullah gunda gulana
Ketakutan dan ribuan pertanyaan mengendap-endap ingin
menerkam
Riuh dan kacau isi kepala seperti pembuangan sampah
Mata akan melotot segar menatap langit-langit kamar
Mencari jawaban ke setiap sudut pemandangan
Tidak ada tulisan maupun pementasan
Hanya tatapan kosong yang mematikan kewarasan
Lagi-lagi terjaga sampai subuh
Menerka-nerka hari esok akan disuguhkan apa
Menebar benang kusut pada otak yang tadinya baik-baik
saja
Menggerogoti kata-kata positif yang hanya tersisa sesecah
Mata dengan lingkaran hitamnya sungguh menawan
Bagai seorang pekerja keras yang banting tulang
Saat matahari menyapa dengan ramah
Mulut malah mengaga lebar, pertanda belum cukup waktu
memulihkan tenaga
Jika tidak melakukan kebiasaan yang sama
Akan ada yang hilang dari radarnya
Ketika malam menyapa jiwa
Itulah waktu yang tepat membangun gunda gulana
Bila malam tanpa kesibukannya
Akan ada ketidakstabilan dalam kepala
Rajutan kusut harus di tempatkan di sana
Barangkali ada penemuan untuk pemecahan masalah
Perkara yang sengaja dicipta demi mengisi waktu lembur
5. Seharusnya Jangan!
Katamu hadirku sebagai pengganggu
Padahal dulu, kedatanganku paling kau tunggu
Berbagi denganmu pun kujadi ragu-ragu
Bagaimana bila suaraku tak kau mau
Kini sikapmu tunjukkan tak lagi ingin aku
Padahal dulu, pelukku paling kau butuh
Adakah pengisi hati yang baru? tanyaku ragu-ragu
Atau akukah yang tak semenyenangkan dulu?
Mungkin aku yang terlalu cinta
Tapi harusnya tak begini cara akhiri kisah
Memang aku yang paling takut kehilangan
Tapi tak seharusnya tinggalkanku tanpa penjelasan
Jika memang tak mungkin terus bersama, seharusnya
jangan pernah datang mengemis balas cinta
Komentar
Posting Komentar