Bocah-bocah petualang goes to Samosir
Kami yang berdomisili di Laguboti, memilih untuk menikmati perjalanan dengan menyeberang menggunakan kapal untuk dapat tiba di pulau Samosir. Kami menuju Parapat dengan menggunakan bus yang dapat ditempuh kurang lebih satu setengah jam. Setelah tiba di Parapat, kami menuju Pelabuhan Ajibata. Namun untuk dapat sampai di pelabuhan tersebut, kami harus menggunakan angkutan umum lagi. Perjalanan menuju pelabuhan kurang lebih memakan waktu 15 menit.
Setibanya di Pelabuhan Ajibata, kami memilih untuk menyeberang dengan Kapal kecil saja. Biaya untuk menyeberang dengan kapal kecil adalah sebesar Rp15.000/orang. Selama menyeberangi Danau Toba kita akan disuguhkan pemandangan yang luar biasa indahnya. Sejauh mata memandang kami tak berhenti kagum menatap luasnya danau tersebut. Waktu 45 menit di perjalanan tidak terasa lama karena kami menikmati perjalanan ini.
Setiba di Samosir untuk rencana liburan kali ini, karena kami bertiga tidak memiliki kendaraan, kami memutuskan untuk menyewa sepeda motor yang ada di Samosir. Karena itu bagi teman-teman yang ingin mengelilingi Samosir, tapi bingung karena tidak memiliki kendaraan, tenang saja, karena di Samosir banyak masyarakat setempat yang akan menyewakan sepeda motor mereka. Untuk menyewa sepeda motor syaratnya cukup dengan memberikan KTP. Penyewaan ini dikenakan biaya Rp40.000/jam. Namun, akan lebih murah bila menyewa perhari. Kami menyewa sepeda motor tersebut untuk 2 hari 1 malam dan dikenakan biaya Rp240.000 belum termasuk biaya minyak. Namun untuk perjalanan kami, mengisi full sudah sangat cukup.
Seperti yang sudah teman-teman tau sejak awal, saya berlibur dengan 2 rekan kerja saya yang lain. Lalu bagaimana dengan satu sepeda motor yang kami sewa? Benar, untuk mengirit biaya dan memang juga kami dua lainnya tidak bisa mengendarai motor, maka kami hanya menyewa satu sepeda motor. Adegan tersebut memang tidak patut ditiru. Namun jiwa muda yang menggebu-gebu dan prinsip tidak tahu malu, "Kita tidak akan bertemu orang-orang yang kita temui di sana lagi nantinya, jadi tidak perlu malu."
Dengan semua keberanian itu, kami menyebut diri kami "Bocah-bocah petualang goes to Samosir"
Kami sampai di Samosir sekitar pukul 11.00 siang dan destinasi pertama yang ingin kami tuju adalah kota Pangururan. Perjalanan menuju Pangururan menempuh waktu sekitar 1 jam perjalanan. Kami beristirahat sebentar di sebuah indomaret dan kemudian melanjutkan perjalanan.
Kami tiba di Pangururan sekitar pukul 12.00 WIB yang bertepatan juga dengan waktu makan siang, akan tetapi kami memutuskan untuk mencari penginapan terlebih dahulu. Kami pada awalnya mencari menggunakan aplikasi google maps, namun saran yang diberikan tidak sesuai dengan budget yang sudah kami tetapkan. Kemudian kami memutuskan untuk mencari secara mandiri dan syukurnya kami menemukan sebuah homestay bernama "Homestay Dame" yang setelah kami hubungi ternyata cukup murah dan strategis dengan tempat-tempat yang ingin kami kunjungi nantinya. Untuk biaya menginap 2 hari 1 malam di homestay tersebut kami dikenakan biaya Rp175.000. Setelah meletakkan barang-barang bawaan, kami akhirnya makan siang dengan menu siap saji yang simpel dan tentunya murah.
Usai mengisi ulang amunisi kami pun memutuskan untuk langsung berangkat menuju Danau Sidihoni. Dari Pangururan ke Sidihoni memakan waktu sekitar 30 menit. Danau Sidihoni merupakan sebuah danau yang berada di Pulau Samosir yang sering dijuluki "Danau di atas danau." Tak hanya danau, Sidihoni juga memiliki bukit yang sangat indah. Di atas bukit itu terdapat sebuah gereja HKBP yang berdiri tegak dengan indahnya. Biaya masuk ke destinasi ini hanya sebesar Rp2.000/motor yang merupakan biaya kebersihan saja.
Setelah puas, kami pun kembali ke homestay untuk beristirahat dan makan malam sebentar. Untuk makan malam kami hanya membeli nasi dari rumah makan padang karena kami sudah membawa persediaan lauk berupa ikan teri, tempe kacang dan kentang kering. Sekali lagi untuk mengirit biaya. Tujuan kami pada malam hari adalah untuk menonton pertunjukan Waterfront alias air mancur menari yang sedang viral di Pangururan.
Berdasarkan informasi yang kami dapatkan bahwa pertunjukan dimulai dari pukul 20.00 sampai pukul 22.00 WIB. Kami pun datang sekitar pukul 19.45 WIB dan sesuai prediksi bahwa sudah tempat pertunjukan sudah sangat ramai. Manusia saling berdesak-desakan. Kami pun menunggu dan tiba-tiba hujan turun dengan derasnya sehingga kami buru-buru mencari tempat untuk berteduh. Begitu pula dengan semua pengunjung lainnya. Kami berhamburan menyelamatkan diri agar tidak kehujanan. Setelah beberapa lama, hujan pun mereda, namun pertunjukan waterfront tidak kunjung dilanjutkan. Kami sempat merasa kecewa dan kehilangan harapan untuk dapat menikmati pertunjukan tersebut.
Kami sempat memutuskan untuk pulang saja. Akan tetapi dengan sedikit harapan kami masih menunggu hingga waktu menunjukkan pukul 21.55 WIB barulah terlihat tanda-tanda bahwa pertunjukan akan dilanjutkan. Ternyata informasi yang kami dapatkan kurang tepat. Pertunjukan air mancur menari diadakan pada pukul 20.00 WIB untuk sesi pertama dan berlangsung selama 10 menit. Kemudian dilanjutkan kembali pukul 22.00 WIB dan berlangsung selama 10 menit untuk sesi kedua.
Kami menikmati pertunjukan dengan hati yang bersyukur. Untung saja kami tetap sabar dan memilih untuk menunggu. Jika kami memutuskan untuk pulang mungkin kami akan membawa penyesalan terbesar saat pulang. Dari penantian tersebut kami mendapat pelajaran berharga tentang kesabaran. Penantian itu sangat sebanding dengan indahnya pertunjukan air mancur menari yang kami dapatkan.
Usai pertunjukan kami bergerak ke destinasi selanjutnya yaitu Aek Rangat. Kami berencana untuk berendam di air hangat sambil membersihkan diri. Akan tetapi karena kami datang cukup larut, air hangat di tempat yang kami dapati sedang diganti dengan air yang baru sehingga airnya sangat panas. Kami pun tidak sanggup untuk membenamkan diri ke air. Kami kurang beruntung kali ini, karena sekalipun kami tidak jadi mandi, kami harus tetap membayar sebesar Rp15.000 dan dapat memilih membeli snack atau minum kopi/teh di tempat. Kami memilih untuk membeli snack dan membawanya ke penginapan. Kemudian kami pun pulang dan beristirahat.
Di hari berikutnya, karena bertepatan dengan hari minggu kami memutuskan untuk beribadah terlebih dahulu agar perjalanan kami selanjutnya diberkati.
Destinasi selanjutnya yaitu Bukit Holbung. Sebenarnya destinasi selanjutnya ini sudah tidak berada di Pulau Samosir lagi. Namun, tentu saja pemandangan yang akan didapatkan adalah pemandangan Danau Toba dari sisi lain yang tak kalah indahnya. Perjalanan kali ini menempuh waktu sekitar 60 menit. Biaya masuk ke Bukit Holbung adalah sebesar Rp5000 bila mengendarai motor, dan biaya perorang juga dikenakan Rp5000 jadi kami dikenakan Rp20.000 untuk biaya masuk. Di sini kita harus mempersiapkan fisik yang prima, karena untuk mencapai puncak Bukit Holbung tentunya kita akan mendaki. Namun percayalah, lelah yang kita keluarkan sangat sebanding dengan kepuasan akan keindahan yang kita dapatkan.
Kemudian kami meluncur lagi menuju Sibea-bea. Ingin melihat patung Tuhan Yesus yang sebenarnya belum rampung dikerjakan. Namun, karena sekalian sudah datang ke tempat ini, kita tentu tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Sama dengan Bukit Holbung, biaya masuk dikenakan sebesar Rp20.000. Setelah puas berfoto, kami melanjutkan perjalanan hendak menuju Air Terjun Efrata. Destinasi-destinasi yang kami kunjungi ini sekali jalan untuk pulang juga ke Pangururan nantinya. Jarak dari satu destinasi ke destinasi lainnya juga tidak begitu jauh hanya berkisar 15-20 menit. Sama dengan destinasi sebelumnya, retribusi ke Air Terjun Efrata adalah sebesar Rp20.000.
Air Terjun Efrata adalah destinasi terakhir yang kami kunjungi. Karena kami masih harus mengejar perjalanan pulang ke Samosir sebelum pukul 16.00 WIB untuk mengembalikan motor yang kami sewa. Kami kembali ke penginapan untuk mengambil barang dan check out dan langsung bergegas kembali ke Samosir. Untunglah kami tiba tepat waktu walau di tengah perjalanan harus diterpa hujan. Setelah mengembalikan motor, kami langsung ke pelabuhan dan menunggu keberangkatan selanjutnya. Untuk makan siang, kami membeli nasi di Samosir dan makan di kapal nantinya.
Perjalanan liburan kami selama dua hari satu malam ini terasa cukup mengesankan bagi saya. Di mana kami dapat memaksimalkan seluruh tenaga, biaya dan waktu kami dengan baik. Perkiraan biaya yang kami buat diawal cukup sesuai dengan realitas yang terjadi di lapangan. Hanya saja kami kurang mempertimbangkan tentang adanya biaya-biaya tambahan seperti retribusi di setiap destinasi wisata.
Untuk teman-teman yang ingin mencoba menjelajah Samosir dan destinasi-destinasi lain seperti kami mungkin bisa mengikuti tips-tips seperti yang kami lakukan. Untuk lebih jelasnya tentang pengeluaran kami selama liburan ini, bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Nama Pengeluaran | Jumlah | Jumlah per orang |
Ongkos Bus Pergi | 90.000 | 30.000 |
Ongkos Angkot | 15.000 | 5.000 |
Ongkos Kapal | 45.000 | 15.000 |
Sewa Motor | 240.000 | 66.000 |
Minyak Motor | 35.000 | 11.600 |
Istirahat di Indomaret | 12.000 | 4.000 |
Makan Siang | 51.000 | 17.000 |
Penginapan | 175.000 | 58.300 |
Indomaret di malam hari | 35.000 | 11.600 |
Nasi untuk makan malam | 15.000 | 5.000 |
Sidihoni | 2.000 | 600 |
Bukit Holbung | 20.000 | 6.600 |
Sibea-bea | 20.000 | 6.600 |
Air Terjun Efrata | 20.000 | 6.600 |
Beli minum | 6.000 | 2.000 |
Nasi makan siang | 14.000 | 4.600 |
Ongkos Kapal Pulang | 45.000 | 15.000 |
Ongkos Angkot pulang | 15.000 | 5.000 |
Ongkos Bus Pulang | 60.000 | 20.000 |
Demikian rincian pengeluaran perjalanan kami kali ini, semoga bisa membantu teman-teman sekalian yang ingin mencoba berlibur seperti kami juga.
Terima kasih sudah membaca <3
Komentar
Posting Komentar