Penulis Pemula Part 3-Kata yang sering salah dan italic

 

Kaidah kepenulisan dasar untuk penulis fiksi pemula-Part 3


      Sebagai seorang calon penulis, mengajarkan kita untuk tidak henti-hentinya belajar. Bukan hanya untuk sekadar mencapai kebenaran semata, tapi untuk kepuasan penulis juga pembaca. Memang tidak akan menutup kemungkinan bila kita melakukan kesalahan-kesalahan meski sudah menjadi penulis handal nantinya. Penulis terkenal yang mungkin kalian favoritkan saat ini pun mungkin melakukan beberapa kekhilafan. Pembelajaran menjadi lebih baik ialah proses yang harus dijalani hingga akhir kubur nanti.

            Pada part 3 ini, kita akan membahas mengenai kata-kata yang sering kita rasa sudah benar, tapi ternyata masih salah. Kata-kata yang kita usahakan benar, tapi malah menjadi tidak semestinya. Apa-apa saja kesalahan tersebut? Yuk kita mulai pelajari!

1.      Kata yang seharusnya dipisah atau kata yang seharusnya digabung

Nah, ini adalah kesalahan yang paling sering kita lakukan. Alasannya sederhana, mungkin karena tidak tahu kebenaran atau tidak fokus hingga lupa bahwa kita sudah melakukan kekeliruan. Berikut aku sajikan dalam bentuk tabel ya teman-teman.

 

Salah

Benar

Terimakasih

Terima kasih

Yaudah

Ya sudah

Bertanggungjawab

Bertanggung jawab

Tatakrama

Tata krama

Serba guna

Serbaguna

Duka cita/Suka cita

Dukacita/Sukacita

Dari pada

Daripada

 

2.      Kata yang penulisannya salah

Salah

Benar

Benafas

Bernapas

Indera

Indra

Hutang

Utang

Paragraph

Paragraf

Cemilan

Camilan

Sekedar

Sekadar

Samudera

Samudra

Sumatera

Sumatra

Nekad

Nekat

Sumringah

Semringah

 

 

3.      Penggunaan italic atau penulisan miring pada cerita fiksi

Karena pembahasan mengenai kata sangat sedikit, kita akan tambahankan pembahasan mengenai kata atau kalimat mana saja sih yang menggunakan italic dalam cerita fiksi?

·         Tiruan bunyi. Tiruan bunyi dipakai saat akan membuat adegan yang memanfaatkan bunyi-bunyian dari benda di sekitar, baik benda mati, benda hidup, ataupun bunyi dari dorongan daya. Contohnya:

Tiruan Bunyi

Fungsi

Kring… kring…/Drrrtttt

Dering telepon/Getaran ponsel

Tok… tok… tok…

Ketukan pada pintu

Krucukkk… krucukkk…

Suara perut lapar

Srrrrekkkk

Suara pintu yang engselnya sedikit bermasalah

Duarrr/Dor

Ledakan/tembakan

 

·         Bahasa asing. Bahasa asing yang dimaksud tidak hanya berfokus pada bahasa Inggris saja. Yang pertama kita lihat adalah bahasa inti atau utama yang kita gunakan untuk menuliskan cerita kita. Jika kita membuat cerpen dengan bahasa Indonesia, maka yang tidak masuk KBBI merupakan bahasa asing. Namun, jika kita membuat novel yang memang menggunakan bahasa Inggris, maka lain dari bahasa Inggris merupakan bahasa asing, baik bahasa daerah, latin dan begitulah seterusnya. Ingat untuk selalu memiringkan kata atau kalimat berbahasa asing tersebut agar pembaca mengetahui bahwa itu bahasa asing.

·         Singkatan. Lah, singkatan dimiringkan juga penulisannya? Ya, tapi tidak semua singkatan dimiringkan. Sama halnya dengan bahasa asing, singkatan yang dimiringkan hanyalah singkatan yang kepanjangannya menggunakan bahasa asing. Jika kepanjangan dari singkatan tersebut tidak menggunakan bahasa asing, maka tidak perlu memiringkannya.

Contoh: Cerpen dengan bahasa utamanya bahasa Indonesia

KBBI, USU, DPR (Tidak perlu dimiringkan)

VOC, IG, FB (Harus dimiringkan)

 

Note: Namun, bila bahasa utama/inti dari cerpen tersebut adalah bahasa Inggris maka; KBBI, USU, DPR (Harus dimiringkan)

VOC, IG, FB (Tidak perlu dimiringkan)

 

4.      Baku atau tidak baku dalam fiksi

Dalam menulis cerita fiksi, kita akan diharuskan menggunakan kata-kata yang baku dan tidak baku. Lah, bukankah kata-kata yang tidak baku merupakan kesalahan? Lalu untuk apa digunakan?

Penggunakan kata-kata yang tidak baku sering terlihat pada dialog dalam cerpen maupun dialog novel. Apakah harus dimiringkan? Apakah itu tidak salah? Tentu tidak perlu dimiringkan dan tidak salah. Fungsi kalimat atau kata-kata tidak baku pada dialog adalah untuk menghasilkan cerita yang lebih mengalir, tidak kaku serta tidak membosankan pembaca. Pada kehidupan sehari-hari, kita lebih cenderung menggunakan kata-kata yang tidak baku untuk membuat kesan yang lebih akrab. Jadi, ini tidak masalah dalam dialog, tapi untuk bahasa asing harus tetap dimiringkan walaupun di dalam dialog.

Penggunaan kata-kata yang baku berlaku pada deskripsi cerita. Dalam cerpen dan novel yang paling banyak adalah deskripsi ceritanya. Dialog pada cerpen dan novel tidak perlu banyak karena bukan naskah drama. Gunakanlah dialog yang penting-penting saja dan ingat untuk membuat deskripsi cerita dengan bahasa yang baku.

Note: Penggunaan kata huhft, fiuh, Ehemmm, dsbnya harus dibuat miring walaupun dalam dialog karena termasuk tiruan bunyi dan tidak ada dalam KBBI.

5.      Solusi

Tentu contoh di atas hanya sedikit dari ribuan kata atau kalimat yang sering kita buat salah. Saya pribadi masih sangat sering melakukan kesalahan yang sama karena kurang fokus ataupun kurang tahunya informasi yang sebenarnya. Lalu, bagaimana mengatasi/meminimalisir kesalahan tersebut?

·         Jika kalian merasa kurang yakin, gunakan kbbi.kemdikbud.go.id, untuk mengetahui terdeteksi/terdaftarnya kata tersebut dalam KBBI.

·         Jika lelah memeriksa satu per satu, maka kalian bisa menggunakan typoonline.com ataupun ejaan.id . Kalian tinggal membukanya di browser atau crome dan paste paragraf atau kalimat yang ingin kalian periksa. Kata yang masih mengalami kesalahan akan berubah warna jadi merah.

·         Solusi terakhir ialah perbanyak menulis! Dengan begitu kalian akan mulai terbiasa melakukan penulisan kata yang benar. Tidak hanya berguna pada penulisan fiksi, solusi ini juga berguna untuk melatih kalian dalam menulis skripsi, tesis, tuga sekolah, dan tugas kuliah nantinya.

 

Note: Sekarang saya akan berbagi sedikit mengenai tulisan yang dimiringkan yang sering saya kira benar, tapi malah menjadi salah. Apa saja kata-kata tersebut?

Daftar Kata

Doang

Neng/Kang/Mbak

Dong

Nih

Sih

Nah

Deh

Tuh

Lah

Nih

Kok

Ah

Ih

Eh


 

Awalnya, saya berpikir kata-kata tersebut tidak masuk dalam KBBI, maka saya dulu sering memiringkannya. Ternyata setelah mempelajari lebih lanjut, kata-kata tersebut terdaftar dalam KBBI dan masuk dalam kata yang baku. Jadi, tidak perlu dimiringkan ya teman-teman!

Buat teman-teman silahkan komentar apa yang akan kita bahas selanjutnya atau pengetahuan apa yang baru kalian dapat setelah membaca tulisan saya ini? Atau kalian punya contoh-contoh kesalahan lain yang sering kalian lakukan. Komen di bawah ya dan selamat belajar! See you di part 4!

INGAT RAJINLAH BERLATIH DAN SELALU UCAPKAN “AKU PENULIS PEMULA YANG AKAN JADI PENULIS LUAR BIASA”!

Kalimat positif akan menjadi pengaruh positif untuk psikologi manusia

~Senna Simbolon~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Natal Berantai judul "Indahnya Natal di Hatiku"

Putih yang menyamar hitam-Chapter1

KehendakMu Baik-Evi Zai (Lirik lagu + motivasi rohani)