LOVE WINS ALL
By Mimae
"Aku nggak yakin bakalan berhasil ambil tawaran ini, Nan. Saingannya banyak banget dibanding yang mau diterima."
"Emang kamu udah coba? Hasilnya udah keluar?"
"Belum sih. Tapi kita kan harus realistis, Nan. Dengan kemampuan aku yang seadanya ini, nggak ada apa-apanya sama mereka yang udah punya banyak pengalaman."
"Kamu tuh bukan realistis, tapi pesimis aja, Ka. Pokoknya aku mau kamu tetap coba tawaran ini. Apa yang salah kalau nyoba dulu? Toh gratis, sesuai dengan passion kamu juga, kamu juga kan punya pengalaman di bidang ini. Jadi, apa yang harus kamu takutkan? Setidaknya dicoba dulu, Ka. Urusan diterima atau enggak itu di luar kendali kamu. Prinsipnya tuh gini, aku ngerjain bagianku yang dapat kukendalikan, tapi untuk apa-apa yang tidak bisa kukendalikan itu kuserahkan sama Pemiliknya. Kamu nggak perlu mikirin saingannya lah, ini lah, itulah, jatuhnya itu buat kamu jadi malas berjuang, masa mau kalah sebelum berperang sih, Ka? Kamukan pejuang, masa sama ginian doang K'O sih?"
Saka hanya duduk tanpa suara. Tidak ingin membantah apapun yang Kinan ungkapkan. Selama ini sebagai laki-laki, Saka merasa gagal dalam menentukan arah hidupnya. Namun Kinan selalu ada di sampingnya, mendukungnya untuk segala mimpi-mimpi yang Saka bahkan rasa tidak sanggup untuk menggapainya. Kinan selalu ada selangkah di depan untuk membersamai keputusan Saka. Kinan yang tidak pernah lelah mengusahakan apa-apa yang Saka perjuangkan. Kinan yang selalu percaya pada apa yang Saka tuju.
"Nan, aku nyusahin kamu terus, ya?" Saka masih menunduk.
"Enggak. Kenapa kamu malah nyusahin aku?" Dengan tenang Kinan menyeruput cappucino yang dipesannya.
"Aku belum bisa buat kamu bangga. Hidupku masih gini-gini aja."
"Tapi aku tahu proses yang kamu lewatin seperti apa, Ka. Kamu kayak gini bukan karena kesalahan yang kamu buat. Kamu kayak gini karena kamu masih punya tanggung jawab yang harus kamu perjuangkan dan itu sudah sangat membanggakan buat aku. Wajar menurutku kalau kamu merasa nggak yakin sama diri kamu sendiri. Semua orang ngalamin itu. Kamu tau nggak apa yang paling menyenangkan dari berjuang?" Saka mengangkat kepalanya, mulai berani menatap Kinan. "Ketika kita berjuang meraih mimpi-mimpi itu dan ada setidaknya satu orang saja yang mendukung kita sampai kita berhasil, perjuangan itu rasanya layak diperjuangkan."
"Tapi aku takut kamu capek dan ninggalin aku, Nan."
"Jujur, beberapa kali aku memang capek. Hanya saja aku selalu excited untuk turut serta dalam setiap proses yang kamu lewatin. Bagiku hubungan ini bukan hanya soal nerima apa yang baik, Ka. Aku ingin lihat karena hubungan ini kita tumbuh sama-sama jadi lebih baik. Hubungan mana pun pasti akan diperhadapkan dengan prosesnya masing-masing. Mungkin aku diberikan proses yang kayak gini bareng kamu. Udah deh, kamu cukup fokus jadi versi terbaik diri kamu. Jangan pikirkan yang belum tentu terjadi. Hari depan kita tidak selalu tahu. Tapi, kalau mau masa depan kita baik adanya, kita persiapkan dengan baik juga mulai dari sekarang. Terdengar simpel memang, walau menjalaninya nggak segampang itu. But, trust me, Ka! We can get through everything if we fight together. Kita di kapal yang sama bukan, Pak Nakhoda?"
"I'll do my best to makes you proud of me, Nan. I will make all your patience and trust in me pay off happily one day. Please stay here with me, ya Nan, I just need you."
"Make yourself proud first, Ka!"
Saka tersenyum. Juga Kinan. Sejak pertama mengenal Kinan, Saka tidak pernah merisaukan apapun secara berlebihan. Semua gundah dan gelisahnya, Kinan tahu cara menenangkannya. Kinan jarang rewel pada hal-hal yang sepele. Sosoknya selalu dewasa menghadapi berbagai masalah. Sebagai laki-laki mungkin Saka akan merasa kehilangan peranannya sebagai sosok yang seharusnya mengayomi. Mungkin Saka akan merasa kehilangan sosoknya yang seharusnya bertindak sebagai pemimpin. Namun, Saka tidak pernah merasa Kinan tidak menghormatinya. Bagi Saka, Kinan adalah penolong yang selalu bisa menempatkan diri. Kinan selalu bisa jadi apapun yang Saka butuhkan. Apakah Kinan sempurna? Tentu saja tidak. Kinan sudah melewati begitu banyak proses di belakangnya yang membuatnya sampai pada titik itu. Itulah yang membuat Saka selalu percaya pada apapun yang Kinan ucapkan.
*
Suatu kali, Saka pernah bertanya tentang prinsip hidup Kinan.
"Nan, kamu punya prinsip hidup apa soal hubungan?"
"Hmmm ada banyak sih. Tapi prinsip yang paling aku pegang itu, satu: semua orang punya masa lalu entah baik atau buruk, kita tidak boleh nge-judge orang. Dua: nggak boleh benci sama orang sejahat apapun orang itu, karena pasti ada sisi baiknya yang kita mungkin tidak tahu. Tiga: sejahat atau seburuk apapun seseorang, kalau dikasihi dan disayangi aku percaya dia pasti akan berubah. Karena dari semuanya itu kesimpulanku cuma satu, Ka."
"Apa?"
"Kasih akan memenangkan semuanya. Love wins all."
Komentar
Posting Komentar