Putih yang menyamar Hitam-Chapter 5




   

Sebuah awal

~Kami hanya kasus yang tidak akan pernah pupus atau putus~

***

              Semenjak Sata berpacaran dengan Gladies, aku tidak pernah lagi melihat lelaki itu keluar dari balik pintu coklatnya. Setiap kali melewati jalan setapak yang pernah menjadi saksi kisah kami, hati selalu mengamuk dan berkata ingin tinggal sebentar lagi.

              “Sata pasti keluar dan akan mengantarku pulang,” batinku beberapa kali. Namun, saat kaki sudah melangkah sangat lambat, ia tak kunjung kudapat. Sata membuatku terbiasa dengan hadirnya yang tak terduga, lalu kini meninggalkanku dengan adaptasi baru yang harus kulakukan sekuat tenaga.

              Malam telah datang untuk melakukan tugasnya, tapi suasana penat dari kemarau panjang masih memberi kesan tak tertahankan. Debu kemarau memenuhi sepatu putihku, uap panas bumi seolah menyembur dan memburu. Untungnya jalanan tidak terlalu ramai oleh lalu lalang orang yang sedang sibuk dengan urusan. Helaan napas berulang-ulang terhembus mengingat betapa hasrat masih hebat. Saat itulah, sebuah keberuntungan tersesat dan menemukan seorang gadis yang jiwanya sedang sekarat.

              “Perlu tumpangan atau masih mau menunggu seseorang yang tidak akan datang?” Lelaki itu menghentikan laju sepeda motornya. Karena tidak ingin berurusan aku terus melangkah seolah ia tidak ada. “Namaku Raka, seorang mahasiswa yang kerja sambilan, jurusan teknik dan rumah kita searah, lanjutnya sembari mengusahakan kakiku dan laju motornya seirama.

              Sebelumnya terimakasih, tapi aku ti-dak bu-tuh tum-pa-ngan!” Aku berhenti sejenak untuk memberinya peringatan. “ Dan satu lagi, aku tidak menunggu siapapun! Bentakanku bukan hanya karena kesal dengan gangguan orang tak dikenal, tapi juga untuk hatiku yang masih saja menunggu ketidakpastian.

              “Biasanya dia selalu mengantarmu pulang sambil mendorong sepedanya kan? Apa kalian pacaran? Apa yang kau suka darinya? Berapa lama kalian berpacaran? Di mana dia sekarang? Bagaimana hubungan kalian? Apa kalian sudah putus?”

              DIAM DAN ANTARKAN SAJA AKU PULANG!” Senyumnya mengembang karena menang. Aku pun segera naik ke atas kendaraan bermerek Honda CBR itu. Jok yang sangat tinggi membuat dudukanku sedikit tidak nyaman. Aku yakin ini langkah yang tepat untuk menghentikan ocehan mulut tidak sopan, yang ikut campur urusan orang; meski dia tak kukenal. Saat itulah semuanya terjadi, sebuah benang merah terikat diantara kami.

              Raka Adilam, figur yang selalu memancarkan aura menggugah. Terlihat sangat kompeten dalam mendapatkan apa yang dimaunya. Bahkan aku hanya mampu berkata ‘iya’, saat mata mengedip-ngedip untuk memohon sesuatu. Kadar ketampanannya bertambah ketika memakai kemeja berwarna navy. Aroma tubuh yang khas membuat perempuan betah berlama-lama; termasuk aku. Meski tubuhnya tidak terlalu tinggi, perawakannya cukup simpatik. Gosip yang beredar ternyata benar, cowok teknik memang menarik. Raka lelaki yang tergolong humoris, meski tidak semua orang bisa menjumpainya demikian. Kebanyakan teman, menyebutnya si muka datar.

                                                                           ***

              Sudah lima bulan terakhir kami berteman, saling membantu sama lain. Hubungan kami bukanlah ikatan spesial seperti kebanyakan pasangan kekasih. Tidak ada rajutan cinta maupun kemesraan yang tercipta. Kami hanya kasus yang tidak akan pernah pupus atau putus.

              Setelah Farhan, Raka adalah sosok yang paling mengerti baik-burukku. Sampai saat ini, ia masih orang itu.

LANJUT BAGIAN 6

Komentar

  1. Ini sangat rumit......
    Aku semakin susah memahaminya :(

    _ceritanya semakin menarik dan susah untuk dijelaskan
    Besok aku sambung lagi....

    BalasHapus
  2. ya, lakukan jika sudah siap melanjutkan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Natal Berantai judul "Indahnya Natal di Hatiku"

Putih yang menyamar hitam-Chapter1

KehendakMu Baik-Evi Zai (Lirik lagu + motivasi rohani)