Puisi 2020- Natal yang tak berpulang (Cerita Anak Rantau)
Natal yang tak berpulang
Senna Simbolon
Mah,
Pah selamat Natal kuucapkan, meski jabat belum bisa melalui tangan
Biasanya
tanggal 24 Desember malam kita sudah berkumpul di rumah
Saling
bercengkrama dan mendiskusikan tampilan untuk gereja bersama
Kita
sudah mulai menyiapkan sajian kue-kue istimewa
Mah,
Pah Natal kali ini aku hanya akan memberi kabar lewat telepon
Mengucap
tak apa, meski hatiku sebenarnya tak baik-baik saja
Meski
aku akan tersenyum di layar video call WA
Sudah
pasti aku tidak dalam keadaan bahagia
Padahal,
awal tahun kemarin aku sudah mulai menyusun rencana
Tentang
kepulanganku yang akan kalian sambut mesra
Tentang
langkah kakiku yang buru-buru ingin sampai di sana
Lalu
mencumbu kalian dengan bumbu rindu serta cinta
Padahal,
kalian biasanya sudah menyiapkan ayam untuk dipotong
Membeli
berbagai bahan makanan yang akan kita masak di dapur
Mah,
Pah merantau tahun ini cukup berat bagiku
Berbagai
keadaan memaksaku untuk tetap terpaku
Menjebakku
agar tak pulang dulu
Padahal
jiwa sudah tak sabar menanti temu
Liburku
juga tak panjang
Kemungkinan
memang tahun baru pun tak bisa pulang
Yang
paling menyebalkan, aku harus menanti Desember tahun mendatang
Mencoba
kembali keberuntungan
Sambil
terus berharap aku dapat pulang ke dalam dekapan kalian
Di
sini kembang api akan terlihat lebih cantik dan meriah
Tapi
bagiku, kampung lebih mempesona
Di
sini, jalanan akan lebih ramai dari biasanya
Tapi
aku hanya akan berstatus sebatang kara
Mata
hanya akan menatap orang yang sedang tertawa bersama keluarganya
Saat
itulah aku akan memilih dikontrakan saja
Sambil
meratap kepulanganku yang belum mampu jadi nyata
Mah,
Pah sekali lagi selamat Natal
Aku
akan pulang ketika keadaan sudah lebih tenang
Jangan
cemaskan aku yang akan menangis lihat instastory orang
Jangan
khawatirkan aku tidak memiliki makanan
Aku
sudah terlatih menjadi pemenang
Air
mata memang akan bercucuran, tapi kalian sudah mendidikku agar lebih mensyukuri
setiap keadaan
Sebab
Tuhan akan selalu setia menjadi teman
Benar
begitu ‘kan Mah, Pah?
I
love You
Tertanda,
Anakmu yang tidak bisa pulang di malam
Natal
Komentar
Posting Komentar