Lapet/Cimpa Modern

-

 

Lapet/Cimpa Modern

 

Bahan Adonan:

-          Tepung Ketan Putih                        750 gram

-          Tepung Beras                                    250 gram

-          Garam                                                  ½ Sendok Teh

-          Labu Kuning                                       300 gram

-          Ubi Jalar Ungu                                   300 gram

-          Air                                                          Secukupnya

 

Bahan Isian:

-          Kelapa Parut                                      1 Buah

-          Gula Merah                                        500 gram

-          Garam                                                  Sejumput

 

Pembungkus:

-          Daun Pisang                                       Secukupnya

-          Minyak Goreng                                 Secukupnya

 

Cara membuatan Adonan:

1.       Campur tepung ketan, tepung beras dan garam. Uleni sembari tuangkan sedikit demi sedikit air hingga adonan kalis. Lalu bagi dua adonan ke wadah yang  berbeda.

2.       Kupas labu kuning dan ubi jalar ungu. Kemudian kukus labu selama 10 menit dan ubi jalar selama 20 menit.

3.       Haluskan labu menggunakan parutan dan campurkan ke adonan I. Uleni kembali sampai tercampur rata.

4.       Haluskan ubi jalar menggunakan parutan dan campurkan ke adonan II. Uleni kembali sampai tercampur rata.

5.       Bentuk bulat  adonan I dan II menyerupai telur ayam kampung. Lakukan sampai adonan habis.

 

Cara membuatan Isian:

1.       Gongseng kelapa parut hingga setengah kering dan agak menguning.

2.       Masukkan gula merah yang telah diiris dan aduk terus hingga gula mencair dan menyatu dengan kelapa.

3.       Masukkan sejumput garam untuk menambah rasa gurih.

4.       Setelah tercampur rata, angkat isian.

 

Cara membuat pembungkus:

1.       Belah-belah daun pisang sepanjang satu jengkal orang dewasa.

2.       Panggang sebentar daun pisang pada kompor untuk membuat daun menjadi layu dan tidak mudah sobek. (Bisa juga dikukus, tapi jika dipanggang aromanya akan lebih keluar)

3.       Lalu olesi salah satu sisi daun pisang dengan minyak goreng. Olesi sedikit saja, karena fungsinya hanya untuk membuat adonan tidak menempel pada daun pembungkus.

 

Tahap terakhir:

1.       Ambil adonan yang telah dibentuk bulat. Tekan bagian tengah adonan dengan ibu jari dan masukkan satu sendok teh isian. Lalu rapatkan kembali adonan hingga menutupi seluruh inti. Lakukan pada semua adonan.

2.       Masukkan adonan ke dalam pembungkus yang telah dibentuk corong atau kerucut. Lipat bagian pembungkus yang masih terbuka dan masukkan ke dalam panci pengukus.

3.       Setelah semua bulatan adonan telah dibungkus dan dimasukkan ke panci, kukus selama 30 menit.

4.       Hidangkan lapet modern bersama teh hangat. Rasanya akan lebih nikmat.

 

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Natal Berantai judul "Indahnya Natal di Hatiku"

-
INDAHNYA NATAL DI HATIKU Oleh: Senna Simbolon (x) Natal...Natal...Natal... Telah lama aku menantimu Telah lama aku menunggumu Kini aku telah menemukanmu (y)         Natal...Natal...Natal... Apakah itu Natal? Bukankah semua itu tidak berarti? Bukankah semua itu membosankan? (x) Kemilaumu menyebar suka Cahayamu penuh kasih Berkatmu melayakkanku Natal...Natal aku menyambutmu (y) Baju baru sepatu baru Hanya itu dan hanya itu Semua terasa membosankan Natal...aku membencimu (x) Dentangan lonceng mulai berbisik Menjanjikan sebuah keselamatan Menghadirkan sejuta gebrakan Membawamu dalam pengharapan (y) Dentangan lonceng mengusikku Meruntuhkan kedamaianku Bahkan meningkatkan amarahku Dan merusak segala hidupku (x) Natal...Natal...Natal... Datanglah...datanglah... Aku menyambutmu (y) Natal...pergilah... Kumohon jangan menghampiriku disini (x) Lihatlah gemerlap pohon natal itu...
Baca selengkapnya

Putih yang menyamar hitam-Chapter1

-
Gambar
    Tanpa Cinta   ~ Aku tidak ingin mendengar apapun untuk hiburan , t erdiam sambil berusaha mencinta adalah langkah mencari aman~ Barangkali aku sudah kehilangan senyumanku sejak sepuluh tahun lalu. Barangkali juga saat itu aku telah kehilangan kebahagiaanku sepenuhnya. Aku sangat tidak menyukai tempat ini. Sudah sangat lama tapi aku tetap saja belum bisa menerima keadaan. Kepulan asap bisa menjadi lamunan yang panjang saat aku menatapnya. Rintik hujan bisa menjadi nanar bening di mataku. Terik siang bisa menjadi sayatan pisau pada perasaanku. Dan melihat daun yang selalu gugur aku sangat senang, setidaknya ada makhluk lain yang sedang menderita bersamaku. Bukan hal sulit ketika harus mengabaikan hal di sekitarku. Aku sungguh tidak menyukainya, mengapa harus repot-repot seolah menyukainya? Aku bukan musuh dalam selimut yang tersenyum di depan lalu menusuk dari belakang. Akan kukatakan jika aku ti...
Baca selengkapnya

KehendakMu Baik-Evi Zai (Lirik lagu + motivasi rohani)

-
Gambar
Terlalu banyak Tuhan nyatakan Terlau banyak Tuhan buktikan Walau terkadang, tak kumengerti Tetap semua, akan baik bagiku   Banyak rencana-Mu baik bagiku Banyak rancangan-Mu, terbaik bagiku Berkaryalah Kau di dalam hidupku Kuikuti waktu-Mu   Reff: Bila hari ini aku masih menunggu Bila saat ini aku tetap berharap Akan ada nanti, waktu yang terbaik untukku Tuhan, kehendak-Mu baik     YOUTUBE :  https://www.youtube.com/watch?v=qjly99T5WEc Story :           Cerita ini terinspirasi oleh lagu ciptaan teman saya di atas. Teman-teman silahkan berkunjung juga ke Youtube beliau untuk mendengarkan sentuhan musik yang indah. Jujur saya jatuh cinta dengan lirik di reff lagu beliau.           Aku tidak tahu bagaimana Tuhan memakai bakat setiap orang dalam hidupnya. Namun, aku selalu ingat, bakat bagai perumpamaan talenta dalam Alkitab (Matius 25:24...
Baca selengkapnya